Pudarnya Budaya Meuseuraya Dalam Bidang Bertani Masyarakat Desa Reuseb, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya

Husnul Khatimah, 180501035 (2023) Pudarnya Budaya Meuseuraya Dalam Bidang Bertani Masyarakat Desa Reuseb, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya. Other thesis, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

[thumbnail of Pudarnya Budaya Meuseuraya Dalam Bidang Bertani Masyarakat Desa Reuseb, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya] Text (Pudarnya Budaya Meuseuraya Dalam Bidang Bertani Masyarakat Desa Reuseb, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya)
Husnul Khatimah.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (2MB)

Abstract

Skripsi ini berjudul tentang Pudarnya Budaya Meuseuraya Bertani Masyarakat Desa Reusep, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya. Budaya meuseuraya atau yang sering disebut dengan budaya gotong-royong merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan pada keikhlasan hati tanpa mengharapkan upah atau ganjaran hadiah, dan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, sehingga dapat menghemat waktu pengerjaanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah meuseuraya zaman dulu, mengapa budaya meuseuraya jarang dilakukan, dan bagaimana cara yang dilakukan untuk mempertahankan budaya meuseuraya bertani. penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Penelitian ini mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, verifikasi data (kesimpulan). Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya meuseuraya bertani sudah ada sejak abad ke 19, dan dikembangkan kembali oleh Habib Samalanga, Teungku Putik Nagan Raya,dan Daud Beureueh. Budaya meuseuraya bertani ini sekarang sudah semakin memudar, padahal banyak kegiatan-kegiatan dari budaya tersebut yang dapat menyatukan masyarakat itu sendiri. Pada 90an masyarakat masih sangat kental dengan budaya meuseuraya bertani, hingga pada saat ini ada beberapa kegiatan dari budaya meuseuraya bertani yang sudah jarang dilakukan yaitu, khanduri kandang, khanduri wet ibue, khanduri sumula, gotong-royong membersihkan aliran air, khanduri keubeu. Kegiatan ini akan dilakukan oleh seluruh masyarakat yang mempunyai sawah di desa Reuseb, pada saat dilakukannya kegiatan ini harus sesuai dengan adat dan harus dilihat hari yang bagus untuk diadakan serangkaian kegiatan. Cara yang harus dilakukan untuk mempertahankan budaya meuseuraya bertani ialah, dengan meminimalisir mesin-mesin yang masuk dalam desa Reuseb agar kegiatan meuseuraya dapat dijumpai kembali, atau melakukan penolakan terhadap masuk mesin sebagai alat bantu terselesainya kegiatan bertani. Dengan demikian masyarakat bisa melakukan kegiatan meuseuraya kembali, dan menjadi peluang rezeki bagi masyarakat. Cara berikutnya menetapkan ketua adat, dengan adanya ketua adat masyarakat akan ikut terarah dan dapat melestarikan atau menjaga budaya lokal yang telah ada.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X6 Sosial dan Budaya > 2X6.7 Kesenian dan Kebudayaan
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > S1 Sejarah dan Kebudayaan Islam
Depositing User: Husnul Khatimah Husnul
Date Deposited: 31 Aug 2023 03:15
Last Modified: 31 Aug 2023 03:15
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/31634

Actions (login required)

View Item
View Item