Tujuan dari penelitian ini ialah agar kita paham bagaimana makna bala dalam perspektif Alquran, untuk apa Allah swt Memberikan bala kepada hamba-Nya, apa pendapat para mufassir tentang ayat-ayat yang berbicara tentang bala, juga agar kita mengetahui bagaimana sikap seseorang ketika mendapatkan berbagai macam bala, tidak semua bala yang Allah berikan berupa musibah atau keburukan, dalam hidup Allah juga menguji hambanya dengan bala berupa kebaikan seperti rezeki, jabatan, sehatnya tubuh dan lain sebagainya. Metode yang digunakan untuk menganalisa ayat yang telah dikumpulkan yaitu menggunakan pendekatan tafsir tematik (maudhui), juga menggunakan metode analisis deskriptif, dengan al-Qur’an sebagai data primer, juga dengan mengumpulkan, kitab tafsir, buku dan artikel yang berkaitan dengan judul skripsi. Dalam al¬-Qur’an terdapat beberapa ragam kata yang sejatinya sama dengan bala yaitu mihnah, musibah, fitnah, azab dan la’nah. Bala terbagi menjadi dua makna yaitu bala berbentuk kebaikan dan keburukan, bala yang baik ialah untuk disyukuri, dan yang buruk untuk disabarkan. Terkadang Allah juga memberikan bala dengan hikmah dan musibah. Jadi saat mendapat nikmat kita harus bersyukur, dan bersabar saat mendapat musibah. Pendapat para penafsir tentang ayat-ayat bala adalah bahwa mereka mengatakan bala adalah kebutuhan hidup atau sunnatullah, seperti kata "wa lanabluwannakum" Abū Ja'far at-Tabari (w. 310 H) menjelasakan bahwa “dengan pasti bala, bantuan itu akan datang kepada orang yang percaya”. Begitu pula M. Quraish Shihab dan Hamka (w. 1981 M) menafsirkan bahwa bala adalah sunnautullah dan kepastian yang harus dirasakan oleh seorang mukmin sebagai ujian untuk menguji keimanan mereka. Jika mereka sabar dalam menghadapinya ia akan mendapatkan balasan yang luar biasa, dan Allah akan mengangkat derajat hamba-hambanya yang senantiasa sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian tersebut.