Perencanaan Sumur Resapan Pada Gampong Lamteh Banda Aceh (Studi Kasus Di Jalan Flamboyan)

Perubahan tata guna lahan dari fungsi semula menjadi fungsi yang lain dan biasanya dialih fungsikan ke sektor pembangunan menyebabkan resapan air berkurang. Provinsi Aceh termasuk salah satu daerah yang belum memiliki peraturan teknis yang sudah diterapkan dalam hal peningkatan peresapan air. Hal ini merupakan salah satu penyebab penanganan banjir belum maksimal. Di perkotaan, misalnya di ibukota Provinsi Aceh yaitu Banda Aceh. Salah satu gampong yang mengalami genangan adalah Gampong Lamteh, Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh. Berdasarkan hasil observasi awal, banjir di daerah ini sering terjadi ketika musim penghujan dan apabila intensitas hujan yang tinggi dalam durasi yang lama. Penyebab terjadinya genangan dikarenakan belum tersedianya tempat peresapan air hujan. Saluran drainase yang ada di Gampong Lamteh Banda Aceh saat ini hanya terletak di beberapa titik saja untuk mengalirkan kelebihan air ke badan air sementara sisanya masih berupa saluran tanah. Penanganan yang tepat dari permasalahan banjir adalah dengan meningkatan peresapan air ke dalam tanah. Sistem drainase berwawasan lingkungan ialah drainase yang mengelola kelebihan air dengan cara diresapkan ke dalam tanah . Keuntungan dari peningkatan peresapan air ke dalam tanah ialah guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau dan mencegah banjir Salah satu solusi terhadap permasalahan ini adalah pembangunan drainase berwawasan lingkungan berupa sumur resapan. Setelah perencanaan didapatkan nilai debit resapan yang ditampung oleh sumur resapan adalah sebesar 0.000006594 m3/detik dan volume tampung total sebesar 70.650 m3 dan desain sumur resapan yang direncanakan berbentuk lingkaran dengan tinggi sumur 3 m, jari-jari 0.5 m dan jumlah sumur yang direncanakan sebanyak 30 sumur.