Penanggulangan kekerasan seksual merupakan sebuah isu yang membutuhkan perhatian serius di berbagai masyarakat, termasuk di Provinsi Aceh yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Dalam konteks ini, Lembaga Bantuan Hukum Aceh memiliki peran penting dalam memberikan bantuan hukum kepada korban kekerasan seksual dan mempromosikan nilai-nilai Islam serta khususnya penerapan komunikasi islam dalam penanggulangan yang berhubungan dengan hak-hak perempuan dan anak serta perlindungan terhadap kekerasan seksual. Penelitian ini bertujuan mengkaji peran komunikasi Islam yang dilakukan oleh lembaga bantuan hukum di Aceh dalam upaya penanggulangan kekerasan seksual. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami persepsi dan pengalaman dari para advokat, korban, serta masyarakat sekitar dalam konteks penanggulangan kekerasan seksual dengan berbasis Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi Islam yang dilakukan oleh lembaga bantuan hukum di Aceh memainkan peran penting dalam memberikan dukungan, penjelasan hukum, dan pemahaman terhadap korban kekerasan seksual. Pendekatan berbasis Islam dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi islam yakni qaulan sadidan, qaulan ma’rufan, qaulan kariman, serta qaulan layyinan. Membantu dalam menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi korban untuk berbicara dan melaporkan kasus kekerasan seksual, serta memperkuat kepercayaan korban terhadap proses hukum. Namun, penelitian ini juga mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi oleh lembaga bantuan hukum dalam menerapkan komunikasi Islam. Diantaranya adalah perbedaan interpretasi hukum Islam yang ada di masyarakat, stigma sosial terhadap korban kekerasan seksual, dan keterbatasan sumber daya dalam menyediakan dukungan yang komprehensif bagi para korban.