Harta bersama merupakan harta yang diperoleh antara sepasang suami dan istri selama perkawinan. Adapun perkawinan beda kewarganegaraan atau sering disebut perkawinan campuran pada zaman sekarang banyak terjadi. Apabila perkawinan campuran berakhir dengan perceraian maka bermasalah dengan kepemilikan harta bersama. Skripsi ini ingin menjawab pertanyaan tentang apa dasar pertimbangan pembagian harta bersama dan bagaimana perlaksanaan pembagian harta bersama terhadap perkawinan campuran. Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis mengunakan metode dekskriptif comparative, di mana semua data yang terkumpul akan diolah dan dianalisa dengan cara membandingkan pendapat-pendapat yang ada di sekitar masalah yang dibahas. Hasil yang didapatkan adalah perbedaan pada sistem dan ketentuan pembagian harta bersama. Apabila terjadi perkawinan campuran masalah harta bersama dibagi sesuai dengan Kompilasi Hukum Islam yaitu seperdua bagian suami dan istri sedangkan dalam Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Selangor, harta dibagi sesuai dengan sumbangan yang diberikan setelah perkawinan. Akan tetapi, setelah dilakukan pembagian harta bersama, kepemilikan harta di Indonesia hanya dapat dimiliki oleh orang yang bukan warga negara selama satu tahun. Sedangkan di Malaysia sendiri, kepemilikan harta bersama terhadap orang yang bukan warga negara tidak mempunyai hak apapun dalam memiliki harta tersebut meskipun harta itu didapatkan dari pembagian harta bersama