Pembelajaran Mamnu’ Mina Ash-Sharfi Dengan Menggunakan Peta Konsep Untuk Siswa Di Ma’had Darul Ulum Banda Aceh

Peneliti melihat bahwa siswa di kelas dua SMA sebagian besar mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab, terutama dalam pertukaran terlarang. Adapun alasannya terbagi menjadi dua hal. Pertama, siswa tidak memperhatikan pelajaran yang dijelaskan guru dengan baik. Kedua, para guru di sekolah ini tidak menggunakan metode yang tepat dan cara tertentu dalam mengajar yang dilarang untuk bertukar, tetapi mereka menggunakan metode tradisional. Inilah salah satu penyebab kebosanan dan kejenuhan dalam memahami aturan. Adapun penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian eksperimen dengan desain pendahuluan (One group pre-test, post-test design). Sampel yang diambil oleh peneliti terdiri dari 20 siswa. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah pengajaran yang dilarang morphing melalui peta konsep, yang meningkatkan pemahaman siswa dalam pengajaran yang dilarang morphing, yaitu hipotesis alternatif dapat diterima, dengan bukti yang diperoleh kesimpulan bahwa hasil taraf signifikansi (sig.) yaitu (0,00 <0,05) dan hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Ini merangkum bahwa penggunaan peta konsep meningkatkan pemahaman siswa dalam pengajaran yang dilarang dari pertukaran. Serta penggunaan peta konsep dalam pengajaran yang dilarang untuk dipertukarkan memfasilitasi proses belajar mengajar, yaitu hipotesis alternatif dapat diterima. Jawaban positif (sangat baik) 3,7. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mudah dalam proses belajar mengajar. Ini menunjukkan Hipotesis nol (Ho) ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) diterima Penggunaan peta konsep dalam pengajaran dilarang dipertukarkan.