Re-Desain Bandar Udara Lasikin Simeulue (Pendekatan Post-Modern; Regionalisme)

Kabupaten Simeulue memiliki luas 2.051 km². Kabupaten Simeulue termasuk kedalam Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia dan merupakan salah satu kawasan strategis pariwisata dan bahari yang ditetapkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan pada Tahun 2020. Dari data yang diperoleh, Bandar Udara Lasikin Simeulue memiliki keterbatasan dengan mal-fungsi ruang, kapasitas dan kualitas ruang, serta sedang direncanakan menjadi Bandar Udara yang memiliki fasilitas yang lebih memenuhi syarat dalam melayani kegiatan penerbangan. Adapun spesifikasi masalah yang terdapat ada Bandar Udara Lasikin Simeulue berupa organisasi ruang yang tidak efisien menyebabkan masalah baru yaitu kenyamanan sirkulasi, adanya penggabungan fungsi ruang serta fasilitas-fasilitas yang tidak memadai bagi pengguna bandara. Dengan adanya redesain Bandar Udara Lasikin Simeulue ini diharapkan terciptanya bandara yang dapat memberikan kenyamanan baik dari fungsi ruang maupun sirkulasi, seperti pembangunan bandara yang berupa bangunan bermassa banyak dengan menggunakan pendekatan Arsitektur Regionalisme dengan fokus pada kenyamanan ruang dan citra daerah Simeulue. Metode yang digunakan dalam meredesain adalah melalukan survey lapangan, menganalisa, studi literature, dan studi banding dengan hasil yang didapatkan yaitu kenyamanan bagi pengguna bandara itu sendiri. Konsep yang diterapkan ialah Localism yang berangkat dari kondisi setempat guna menciptakan bandara dengan citra daerah Simeulue.