Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Jengkol (Pithecellobium Lobatum) Sebagai Filtrasi Untuk Menurunkan Kadar COD Dan TSS Pada Limbah Rumah Potong Hewan

Hasil dari uji pendahuluan pada limbah cair rumah potong hewan (RPH) yang berlokasi lambaro, menunjukkan nilai COD dan TSS di atas standar baku yang di tetapkan dalam Peraturan Mentri Lingkungan Hidup Republik indonesia No.5 tahun 2014. Maka perlu adanya pengolahan terlebih dahulu. Pada penelitian ini, metode filtrasi downflow digunakan untuk pengolahan limbah cair RPH dengan 3 unit filtrasi yang setiap unit filtrasi media filter dan ketebalan media berbeda beda. Ketebalan media kerikil pada setiap unit filtrasi 20 cm, ketebalan media pasir silika pada setiap unit filtrasi adalah 30 cm, dan ketebalan arang aktif kulit jengkol adalah 20 cm, 10 cm dan 0 cm. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa metode filtrasi down flow dapat menyisihkan parameter COD dan TSS dan menyesuaikan parameter pH pada limbah cair RPH. Setelah dilakukan pengolahan, persentase efektivitas paling optimal terjadi pada unit 1 dengan media kerikil 20 cm, pasir silika 30 cm dan arang aktif kulit jengkol 20 cm. eksperimen unit filtrasi 1 berhasil menyisihkan COD dari 951 mg/L menjadi 280 mg/L efektivitas 63% konsentrasi awal TSS 475 mg/L menjadi 222 mg/L dan efektivitas 53,26% dan pH 8,2. Berdasarkan hasil ini menunjukkan bahwa pengolahan tersebut belum efektif dalam menurunkan nilai COD dan TSS hingga standar baku mutu yang telah ditetapkan.