Tuntutan kualitan pendidikan dalam berbagai bidang pekerjaan, mendorong mahasiswa dari empat kabupaten ini (Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo-Lues dan Bener Meriah) untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi di Banda Aceh, sehingga semakin meningkatnya jumlah mahasiswa akan semakin menambah tingkat keragaman budaya Gayo-Alas di Banda Aceh. Maka kebutuhan akan wadah untuk melestarikan dan memperkenalkan kebudayaan Gayo-Alas kepada masyarakat lokal maupun non lokal yang ada di Aceh sangat dibutuhkan. Perancangan Pusat Kebudayaan Gayo-Alas di Banda Aceh ini menggunakan tema Arsitektur Neo-Vernakular dengan pendekatan melalui nilai-nilai budaya Gayo-Alas (Gerak Tari, Ornamen, Bentuk Bangunan, Warna Bangunan dan Lansekap). Dengan penerapan tema ini diharapkan nantinya dapat membentuk wujud bangunan yang bisa mencirikan nilai-nilai kebudayaan Gayo-Alas dan bisa mewadahi seluruh aktivitas kegiatan kesenian dan kebudayaan Gayo-Alas di Banda Aceh. Dari hasil analisa diperoleh konsep-konsep perancangan yang akan diterapkan pada perancangan Pusat Kebudayaan Gayo-Alas yang diharapkan mampu mendukung pendekatan Arsitektur Neo-Vernakuar yang ditampilkan pada perancangan.