Internalisasi Sikap Hormat Dan Santun Pada Siswa MAN 1 Inovasi Subulussalam

Secara umum siswa MAN 1 Inovasi Subulussalam memiliki dan memahami nilai- nilai sikap hormat dan santun, hal tersebut dikarenakan siswa sudah dibiasakan sejak awal untuk selalu bersikap sopan, santun, hormat, dan ramah dimanapun mereka berada, hal tersebut didukung oleh peneladanan yang diberikan guru kepada siswanya setiap saat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian supaya mengetahui tahapan atau cara guru di sekolah tersebut dalam membina para siswa-siswinya, dan hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menunjang karakter siswa di seluruh sekolah yang ada di indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara guru dalam menanamkan nilai-nilai sikap hormat dan santun pada siswa dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat internalisasi sikap hormat dan santun pada siswa MAN 1 Inovasi Subulussalam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses internalisasi sikap hormat dan santun pada siswa MAN 1 Inovasi Subulussalam berjalan dengan baik menggunakan 4 tahapan, yaitu pembiasaan, peneladanan, pergaulan dan penegakan hukum. Terdapat faktor-faktor penghambat dan pendukung internalisasi, Faktor pendukung internalisasi sikap hormat dan santun adalah guru, kebijakan sekolah, dan ektrakurikuler. Hal tersebut dikarenakan guru senantiasa memberi dukungan dan menasihati siswanya, begitu juga dengan kebijakan sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler yang selalu mendukung karakter siswa ke arah yang lebih baik. Sedangkan faktor penghambat internalisasi terdapat pada individu siswa, pertemanan, dan karyawan sekolah, siswa yang tidak memiliki motivasi diri yang baik, maka akan berdampak pada sikap sehari-harinya. Pertemanan bisa merusak dan bisa juga bermanfaat, didapati ada segelintir siswa MAN 1 Inovasi Subulussalam yang masih suka melanggar, terutama siswa pindahan, pengaruh tersebut sangat berdampak pada sikap siswa yang lainnya. Adapun karyawan sekolah, sudah mematuhi semua peraturan yang berlaku untuk dirinya sendiri, tetapi mereka masih cenderung tidak peduli akan sikap siswa.