Penafsiran Ibnu Jarir Al-Thabari dan Muhammad Quraish Shihab terhadap Lafadz al-Ṭhayibât dan al-Khâbisâth dalam Surat al-Nur Ayat 26

Oky Israfi, 180303032 (2023) Penafsiran Ibnu Jarir Al-Thabari dan Muhammad Quraish Shihab terhadap Lafadz al-Ṭhayibât dan al-Khâbisâth dalam Surat al-Nur Ayat 26. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Ar-raniry.

[thumbnail of al-Ṭayibât dan al-Khâbisâth, Penafsiran.] Text (al-Ṭayibât dan al-Khâbisâth, Penafsiran.)
Oky Israfi, 180303032, FUF, IAT.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (2MB)

Abstract

Allah menurunkan Al-Qur’an kepada hamba-Nya sebagai petunjuk dalam beribadah maupun dalam hubungan sosial. tanpa terkecuali terhadap pemilihan pasangan. Masyarakat sering menggunakan surat al-Nur ayat 26 sebagai landasan dalam mencari pasangan. Bila merujuk kepada asbab al nuzul, ayat tersebut merupakan bentuk permurnian kembali nama Aisyah ra. yang dituduh telah berselingkuh, dan dikalangan para mufassir memiliki pandangan yang berbeda terhadap penjelasan dari lafadz al-Ṭayibât dan al-Khâbisâth yang terdapat dalam ayat tersebut. Tujuan penulisan skripsi ini untuk memberi gambaran penafsiran terhadap dua lafadz tersebut serta mendeskripsikan impliksi dari perbedaan berdasarkan penjelasan dari dua ulama tafsir, penafsiran Muhammad Bin Jarir al-Thabari sebagai tafsir klasik dan M. Quraish Shihab sebagai tafsir kontemporer. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan muqarran dan dianalisis secara deskriptif. penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, maka penulis mengumpulkan data dari sumber-sumber yang berbentuk tulisan yang terdapat pada kita-kitab, buku-buku, jurnal, artikel dan berbagai karya ilmiah yang lainnya berkenaan dengan lafadz al-Ṭayibât dan al-Khâbisâth yang terdapat dalam Surat al-Nur ayat 26. Sumber utama penelitian ini adalah kitab tafsir Ibnu Jarir al-Thabari Jami' al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an dan Tafsir al-Misbah karya M.Quraish Shihab. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dua lafadz tersebut memiliki pemahaman yang berbeda, al-Thabari menjelaskan terbatas dalam ucapan yang baik dan ucapan jelek sedangkan Quraish Shihab tidak hanya ucapan, namun juga termasuk dalam perilaku atau tindakan yang baik dan jelek. Sehingga adakalanya wanita yang jelek (ucapannya) disatukan dengan laki-laki yang baik sekalipun manusia lebih mencari pasangan yang memiliki sifat yang sama. Implikasi dari perbedaan penafsiran menjelaskan bahwa Quraish Shihab menekankan sekûfu’ dalam memilih pasangan, berbeda dengan al-Thabari yang hanya berfokus pada penafsiran al-Ṭhayibât dan al-Khâbisâth sebagai ucapan yang baik dan ucapan yang tidak baik

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam
200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X7 Filsafat dan Perkembangan > 2X7.1 Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Oky Israfi Oky
Date Deposited: 15 May 2024 02:43
Last Modified: 15 May 2024 02:43
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/36616

Actions (login required)

View Item
View Item