Pembiayaan dengan menggunakan skema Murabahah menjadi salah satu produk unggulan perusahaan yang bergelut di bidang pengadaan dan pembiayaan dana bagi masyarakat, salah satunya dipraktikkan oleh Astra Credit Companies (ACC) Banda Aceh. Hanya saja, pada proses pelaksanaannya, masih ditemukannya pola-pola yang tidak sejalan dengan prinsip syariah. Untuk itu, permasalahan ini diangkat dengan pertanyaan bagaimana praktik pembiayaan Murabahah pada perusahaan Astra Credit Companies (ACC) Banda Aceh? bagaimana tinjauan prinsip syariah terhadap praktik pembiayaan Murabahah di ACC Banda Aceh? Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian ini dibagi dalam dua bentuk, yaitu data lapangan dan data kepustakaan. Data penelitian diperoleh melalui teknik wawancara serta melalui studi dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan Murabahah di Astra Credit Companies atau ACC Kota Banda Aceh dilaksanakan dengan langkah tertentu, mulai dari proses pengajuan pembiayaan, proses analisis dan kelayakan konsumen dan pelaksanaan pembiayaan. Ditinjau dari prinsip syariah, pembiayaan Murabahah pada ACC Banda Aceh memunculkan permasalahan pada tiga hal, yaitu status objek jual beli antara pihak ACC dengan penyedia barang yang mengharuskan konsumen membayar uang muka pada penyedia barang dan angsuran setiap bulannya pada ACC, status kepemilikan objek jual beli antara konsumen dan AC dimana barang tersebut tidak sepenuhnya menjadi milik konsumen, dan adanya jaminan fidusia yang menjadikan objek jual beli sebagai jaminan. Dapat disimpulkan bahwa praktik pembiayaan Murabahah ACC Kota Banda Aceh tidak sepenuhnya menerapkan prinsip syariah. Dengan demikian supaya perusahaan memaksimalkan pola operasional menjadi sepenuhnya berbasis syariah dan melakukan studi banding dengan perusahaan dibidang pembiayaan lainnya. Dewas Pengawas Syariah juga perlu melakukan pelatihan, seminar ilmiah, dan pembekalan kepada manajemen perusahaan.