Mu’allaf merupakan individu yang baru memeluk agama Islam. Mu’allaf yang masih baru mengenal dan memeluk agama Islam memerlukan pembinaan khusus agar dapat memahami ajaran-ajaran Islam secara utuh dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jumlah mu’allaf khususnya di daerah perbatasan Aceh terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun kebutuhan mereka untuk mendapatkan pembelajaran dan pembinaan masih belum terpenuhi dan memadai. keberadaan mu’allaf membutuhkan perhatian dan upaya pembinaan yang serius dari berbagai pihak agar mereka dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik serta memiliki ketahanan dalam memeluk agama Islam dan agar mereka tidak kembali ke agama yang dianut sebelumnya. Forum Dakwah Perbatasan (FDP) merupakan lembaga dakwah yang dibentuk untuk Membangun masyarakat perbatasan dan wilayah terpencil menjadi masyarakat yang taat dalam pemahaman dan pengamalan ajaran Islam, cerdas dan sehat menuju kemandirian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kontribusi FDP dalam pembinaan mu’allaf di daerah perbatasan Aceh, mengetahui program-program FDP dalam rangka pembinaan mu’allaf serta kendala selama melakukan proses pembinaan terhadap mu’allaf perbatasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. proses pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan yang menjadi narasumber dalam penelitian ini masing- masing adalah ketua harian, program Manajer, kepala divisi pembinaan mu’allaf, dan tenaga pembina mu’allaf FDP, serta mu’allaf yang sudah mengikuti pembinaan oleh FDP. Hasil penelitian ini menunjukkan FDP telah melaksanakan program-program yang berkenaan dengan pembinaan mu’allaf diantaranya program pembinaan mu’allaf terpusat, program dakwah perbatasan, program beasiswa pendidikan serta program pembangunan dan renovasi mesjid. FDP juga telah berkontribusi terhadap pembinaan mu’allaf perbatasan. Adapun kendala yang dialami sebagian besar disebabkan oleh akhlak, perbedaan kebudayaan dan keseriusan mu’allaf dalam mengikuti pembinaan. Kendala lainnya ada pada lokasi program pembinaan terpusat yang masih belum independen.