Interaksi sosial korban bullying terjadi karena ada pihak yang tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya, dan merasa lemah secara fisik atau mental ketika mendapatkan perlakuan agresif dan manipulatif yang dilakukan secara berulang-ulang. Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang masalah interaksi sosial korban bullying yang terjadi di SMAS Inshafuddin Banda Aceh dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas konseling kelompok dengan teknik kursi kosong untuk mengatasi interaksi sosial korban bullying siswa kelas XI di SMAS Inshafuddin Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen yaitu pendekatan (One Group Pretest-Posttest Design). Tenik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan angket dalam bentuk skala likert dengan populasi sebanyak 50 siswa dan pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling sebanyak 10 orang siswa yang mengalami tingkat interaksi sosial korban bullying tinggi. Penelitian ini menggunakan Paired Sampel t-test dengan hasil yang menunjukan bahwa ada perbedaan interaksi sosial korban bullying siswa kelas XI sebelum dan sesudah dilakukan konseling kelompok dengan teknik kursi kosong yang ditunjukkan dari hasil uji hipotesis yaitu Sig ,683 > 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan interaksi sosial korban bullying sebelum dan sesudah pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik kursi kosong di kelas XI SMAS Inshafuddin Banda Aceh.