Praktik arisan merupakan sarana bagi masyarakat untuk menabung karena adanya pengembalian barang atau uang senilai dengan jumlah yang sudah di setorkan. Seperti pada arisan minyak goreng yang dilakukan oleh masyarakat IKPP di Aceh Tengah yang dapat digunakan untuk kepentingan resepsi atau hajatan yang akan diadakan anggota tersebut, jika terdapat anggota yang tidak mengadakan resepsi maka arisan tersebut dapat diuangkan. Arisan ini dilakukan rutin setiap bulannya dengan menentukan penerima arisan setiap 2 bulan sekali. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana praktik arisan minyak goreng untuk resepsi dikalangan masyarakat IKPP Aceh Tengah? Hal ini mencakup bagaimana perjanjian antara setiap anggota dan ketua, pola arisan, serta tanggung jawab anggota pada arisan minyak goreng di kalangan masyarakat IKPP. Permasalahan lainnya ialah bagaimana perspektif akad qardh terhadap praktik arisan minyak goreng yang dilakukan masyarakat IKPP Aceh Tengah? Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitiatif dengan pendekatan sosiologis empiris melalui data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan (field research) dan data sekunder dari penelitian pustaka (library research). Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa praktik arisan minyak goreng untuk resepsi di kalangan masyarakat IKPP Aceh Tengah dilakukan dengan perjanjian yang dibuat secara lisan, kemudian disepakati oleh setiap anggota dan ketua sehingga dari hal tersebut menunjukkan bahwa perjanjiannya berjalan sesuai dengan ketetapan yang telah di setujui secara bersama. Selanjutnya, dilihat dari perspektif akad qardh praktik arisan ini sudah memenuhi rukun dan syarat karena setiap anggota mendapatkan objek arisan yang sama yaitu minyak goreng sunco seberat 2 liter. Jika anggota ingin menerima uang, uang tersebut juga senilai dengan harga minyak goreng pada saat penerimaan arisan.