Penafsiran al-Qur’an terus mengalami perkembangan seiring perkembangan zaman dan meluasnya epistemologi pengetahuan. Perkembangan tersebut telah membawa kepada kemunculan pemikiran dalam tafsir nusantara. Salah seorang tokoh pemikir tafsir asal Malaysia adalah Tuan Guru Haji Abdul Hadi Awang. Lebih menarik, Tuan Guru juga turut berkecimpung di dalam perpolitikan Malaysia dan aktif berdakwah serta menyampaikan pengajian tafsirnya hingga terhasilnya Tafsir al-Tibyan. Objektif kajian ini adalah untuk melihat dinamika pemikiran tafsir Tuan Guru yang berkembang di Terengganu yang membawa kepada suatu implikasi terhadap masyarakat. Kajian ini menggunakan kaedah kualitatif dengan pendekatan penelitian lapangan (field research) dan kepustakaan (library research). Data yang diperoleh adalah melalui karya-karya yang ditulis oleh Tuan Guru dan wawancara dengan masyarakat Terengganu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika pemikiran yang diketengahkan oleh Tuan Guru dalam penafsiran al-Qur’an adalah bersifat kekinian yaitu ayat-ayat yang ditafsirkan disesuaikan menurut kondisi terkini masyarakat setempat khususnya pada ayat-ayat yang berkaitan hukum, undang-undang dan politik. Pemikirannya yang menggabungkan unsur politik dan dakwah dalam sistem pemerintahan telah menyebabkan berlakunya implikasi terhadap pola pikir masyarakat Terengganu dalam menerima sistem birokrasi yang tidak memisahkan agama dengan politik.