Seseorang yang memiliki kedudukan pada suatu bidang pekerjaan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan yang dimilikinya (status). Ada beberapa tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk: Menganalisis peran petugas pelayanan Islami dalam memberikan layanan ibadah rukhsah pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Provinsi Aceh mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peran petugas pelayanan islami dalam memberikan layanan ibadah rukhsah pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Provinsi Aceh. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analis. Pada penelitian ini menggunakan Teknik purposive sampling memilih pasien dengan kriteria inklusi, yaitu delapan orang pasien rawat inap dan tiga petugas pelayanan Islami yang telah bekerja minimal 1 tahun dan rentan usia pasien yang dipilih adalah dari 23 tahun-60 tahun dengan kriteria pasien yang boleh mengambil rukhsah, dan pasien yang paling tidak sekali mendapatkan layanan rukhsah. Adapun Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan Peran Petugas pelayanan Islami untuk memberikan pelayanan kepada pasien sudah berjalan efektif, namun di karenakan kurangnya jumlah ustad dan ustadzah dengan jumlah bed kurang lebih 800 bed maka di bantulah dengan adanya duta syariah namun belum begitu efektif karena sebagian besar duta syariah merupakan perawat sehingga mereka dapat membantu ketika pasien membutuhkan saja. faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peran petugas pelayanan Islami dalam memberikan layanan ibadah rukhsah adalah yang pertama faktor pendukung, penyampaian pelayanan yang semaksimal mungkin kepada pasien secara ikhlas, adanya sarana dan pra sarana yang mendukung pelaksanaan layanan ibadah kepada pasien, dan terakhir teratasinya seluruh hambatan yang ada dalam pelayanan. Faktor yang kedua adalah yang menghambat peran petugas layanan adalah yang pertama, kurangnya pemahaman pasien mengenai keringanan ibadah sehingga pasien merasa tidak ada kewajiban ibadah ketika dalam kondisi sakit. Yang kedua, pasien menolak untuk diberikan layanan, dan yang sulit adalah ketika keluarga pasien juga tidak melaksanakan ibadah sehingga ketika penyampaian layanan maka akan menjadi sebatas penyampaian saja tanpa ada pelaksanaan karena keluarga pasien juga tidak membantu untuk melaksanakan ibadah.