Air lindi merupakan cairan yang muncul akibat masuknya air eksternal ke dalam timbunan sampah, dimana air tersebut dapat melarutkan materi terlarut dan materi organik yang disebabkan oleh dekomposisi biologis, hal ini mengakibatkan lindi berpotensi mencemari badan air dan sekitarnya jika tidak dikelola dengan baik. Pada penelitian ini menggunakan metode fitoremediasi yang merupakan upaya pemanfaatan tumbuhan dan bagian-bagiannya untuk mendegradasi limbah dan polutan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan tanaman bambu air dalam menyisih polutan-polutan yang ada pada air lindi dengan memvariasikan jumlah tanaman dan waktu tinggal pada pengolahannya. Parameter yang dianalisis pada penelitian ini yaitu Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), menetralkan nilai pH serta perubahan nilai logam berat (Hg) merkuri dan perubahan nilai logam berat (Cd) Kadmium. Variasi waktu tinggal yang digunakan adalah tiga hari dan enam hari, untuk varriasi jumlah tanaman yaitu 30 batang dan 60 batang tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman bambu air dapat menurunkan kadar pencemar COD, TSS, logam berat Merkuri, serta menetralkan pH. Penurunan tertinggi pada keempat parameter ini terjadi pada waktu tinggal hari keenam dan variasi jumlah tanaman 60 batang dengan persentase penyisihan COD mencapai 45,83%, TSS dengan persentase penyisihan mencapai 45,39%. Kadar logam berat merkuri yang awalnya 0,001059 menjadi 0,001033. Kadar logam berat kadmium yang awalnya 0,0399 menjadi 0,0391. Penurunan nilai pH yang awalnya 8,9 menjadi 8,4. Berdasarkan hasil uji parameter tersebut tanaman bambu air mampu menyisihkan atau menurunkan parameter pencemar yang terdapat dalam air lindi walaupun belum mencapai baku mutu.