Perbankan Syari'ah di Aceh menerapkan pembiayaan musyarakah, termasuk PT Bank Aceh Syariah yang menggunakan produk ini untuk memenuhi kebutuhan modal nasabahnya dengan pola bagi hasil revenue sharing. Dalam operasionalnya pihak PT Bank Aceh Syariah masih ambigu pada pola perhitungan pendapatan yang menetapkan nilai profitabilitas usaha nasabah secara tetap. Permasalahan sebagai fokus dan tujuan penelitian yaitu bagaimana perhitungan pendapatan dari pembiayaan musyârakah dan bagaimana revenue sharing diterapkan dari pendapatan pembiayaan musyârakah dan tinjauan fiqih muamalah terhadap penerapan revenue sharing pada PT Bank Aceh Syariah. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan data dokumentasi. Hasil penelitian pada pembiayaan musyarakah PT Bank Aceh Syariah hanya menyalurkan dana untuk usaha yang telah memiliki prospek usaha dan profitabilitas yang baik sebagai dasar penetapan margin dan nisbah bagi hasilnya. Penerapan revenue sharing didasarkan pada pendapatan usaha nasabah dari usaha yang dijalankan dengan penetapan nisbah bersifat fix tanpa perhitungan risiko usaha, sehingga nasabah harus membayar seluruh kewajibannya secara tetap baik pada pengembalian modal maupun keuntungan usaha. Secara fiqhiyyah, ketentuan revenue sharing yang diterapkan pada pembiayaan musyarakah pada PT Bank Aceh Syariah masih mengabaikan prinsip-prinsip usaha kemitraan dan perkongsian yang hanya menetapkan laba secara subjektif tanpa mempertimbangkan risiko usaha yang dihadapi nasabah baik dari persaingan usaha yang mempengaruhi jumlah pendapatan maupun inflasi dan berbagai faktor lainnya. Revenue sharing harus riil didasarkan pada nisbah dan tidak boleh pada nilai nominal yang bersifat tetap.