Penolakan Suami Terhadap Nasab Anak Pasca Perceraian (Studi Kasus Di Mahkamah Syariah Kedah)

Nur Nadhila Syafini Binti Zulhamidi, 180101130 (2024) Penolakan Suami Terhadap Nasab Anak Pasca Perceraian (Studi Kasus Di Mahkamah Syariah Kedah). Other thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Penolakan Suami Terhadap Nasab Anak Pasca Perceraian (Studi Kasus Di Mahkamah Syariah Kedah)] Text (Penolakan Suami Terhadap Nasab Anak Pasca Perceraian (Studi Kasus Di Mahkamah Syariah Kedah))
Nur Nadhila Syafini Binti Zulhamidi, 180101130, FSH, HK.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (2MB)

Abstract

Adapun menurut para ulama mazhab sepakat bahawa kadar minimal bagi kehamilan seorang wanita adalah enam bulan qamariah Ia karena didasarkan pada Al-Quran dalam surah Al-Ahqaf ayat 15 yang menyebut terkait dengan masa kehamilan dan penyusuan adalah selama tiga puluh bulan. Namun, para ulama mazhab telah berbeda pendapat dalam menentukan jangka waktu maksimal kehamilan bagi seorang wanita. Ulama Fikih menyatakan bahawa nasab merupakan salah satu fondasi yang kuat dalam membina suatu kehidupan rumah tangga yang bisa mengikat peribadi seseorang berdasarkan kesatuan darah. Rumusan masalah di dalam skripsi ini menampilkan beberapa soalan, antaranya bagaimana tinjauan penafian nasab dalam hukum Islam?, bagaimana sabitan keturunan selepas berlakunya perceraian? Pertimbangan hakim dalam memutuskan nasab anak pasca perceraian di Mahkamah Syariah Kedah? dan yang terakhir, dampak terjadinya penolakan suami terhadap anak pasca perceraian?. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif, yaitu pendekatan asas-asas hukum,teori hukum, keputusan pengadilan serta menggunakan metode pendekatan kasus (case approach). Hasil penelitian menunjukan bahawa, petimbangan hakim Mahkamah Syariah Kedah dalam mensabitkan nasab anak dari hasil wat’i syubhah adalah dengan meneliti segala aspek dan bukti kenyataan samada melalui lisan atau bertulis sehingga ia selari dengan hukum syarak dan Undang-Undang Keluarga Islam (Kedah). Adapun jika sesuatu rukun dan syarat nikah tidak terpenuhi sejalan dengan syariat, maka tidak sah suatu lafaz akad pernikahan sehingga dapat menjadikan bahawa pernikahan tersebut rusak (fasid) atau berlakunya persetubuhan yang diragui. Sejajar dengan itu juga, maka status seorang anak akan diragui oleh pihak-pihak tentang keabsahan nasabnya.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Nasab, hukum pensabitan, pertimbangan hakim
Subjects: 200 Religion (Agama)
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Hukum Keluarga
Depositing User: Nur Nadhila Syafini Binti Zulhamidi
Date Deposited: 06 Jun 2024 03:08
Last Modified: 06 Jun 2024 03:08
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/37110

Actions (login required)

View Item
View Item