Di Aceh Tamiang terdapat sebuah praktik zikir yang menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an untuk mengatasi berbagai persoalan. Zikir menurut Surah al-Ra’du ayat 28 adalah untuk menentramkan hati, namun pada perkembangannya zikir telah menjadi sarana untuk mengatasi persoalan-persoalan selain menentramkan hati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana praktik dan pemaknaan jamaah terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan pada Majelis Zikir Ar-Ridha Al-Washliyah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Menurut hasil penelitian, praktik pembacaan Al-Qur’an pada Majelis Zikir Ar-Ridha Al-Washliyah termasuk ke dalam resepsi kultural, karena dibacakan untuk tujuan tertentu secara rutin oleh banyak orang. Ayat Al-Qur’an yang dibacakan juga merupakan zikir yang dapat menambah keyakinan kepada Allah atas segala persoalan yang sedang dihadapi. Pemaknaan jamaah dilihat dari pemahaman dan motivasi jamaah. Pemahaman jamaah disampaikan berdasarkan apa yang didengar dari tokoh agama, interpretasi pribadi serta kesan yang dirasakan setelah membaca ayat tersebut sebagai zikir. Zikir ini juga dimaknai sebagai kegiatan yang memiliki banyak manfaat di antaranya seperti: menumbuhkan semangat dalam mendekatkan diri kepada Allah, diberikan kelancaran rezeki, berwisata sambil beribadah, meningkatkan tali silaturrahmi dan dapat memberikan solusi terhadap persoalan yang sedang dialami