Lembaga keuangan yang beroperasi di Aceh berdasarkan prinsip syariah dan Aqad keuangan menggunakan prinsip syariah. Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah Pasal ke-5 yaitu mewujudkan perekonomian yang islami, menerapkan fungsi sosial dengan mengelola harta agama guna untuk kemaslahatan umat. Dengan diterapkannya Qanun tersebut, maka bisnis pun harus menyesuaikan diri dengan sistem terbaru.Skripsi ini difokuskan untuk menjawab tiga hal penting,1)Bagaimana Industri Perbankan Syariah di Aceh Mengelola Risiko dan Mematuhi Prinsip Syariah Pasca Penerapan Qanun LKS Nomor 11 Tahun 2018, 2)Bagaimana Dampak Penerapan Prinsip Kehati-hatian terhadap Stabilitas Keuangan dalam Industri Perbankan Syariah di Aceh, 3) Bagaimana Efektivitas Keberhasilan Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Industri Perbankan Syariah di Aceh Pasca penerapan Qanun LKS Nomor 11 Tahun 2018.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis dimana data yang diperoleh bersumber dari hasil pengamatan dan wawancara. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, Penerapan asas kehati-hatian yang berkaitan dengan asas 5C dalam analisis menjaga stabilitas keuangan yaitu (a) Aspek Character, (b) Aspek Capacity, (c) Aspek Capital, (d) Faktor Collateral dan (e) Aspek Condition of Economy. Kedua, dampak dari penerapan qanun nomor 11 tahun 2018 tentang lembaga keuangan Syariah khususnya perbakan syariah ini adalah untuk mengatur kerangka hukum dan peraturan operasional yang berlaku pada perbankan syariah dan juga menerapkan prinsip prinsip Syariah.Ketiga, efektivitas keberhasilan yaitusudah berhasil dan sangat efektif pada perbankan di Aceh yang mana qanun tersebut lebih mengedepankan prinsip keadilan, sesuai dengan ajaran Islam yaitu tidak adanya sifat menzalimi.