Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran mengharuskan tercapainya sistem jaminan keselamatan pelayaran. Penelitian ini membahas tentang manajemen jaminan keselamatan pelayaran pada kapal Ro-Ro di Pelabuhan Ulee Lheue dalam perspektif Hifẓ Al-Māl dan Hifẓ Al-Nafs. Penelitian ini menganalisis bagaimana ketentuan jaminan keselamatan pelayaran yang harus dipenuhi oleh manajemen kapal Ro-Ro yang akan melakukan pelayaran di Pelabuhan Ulee Lheue dan bagaimana tinjauan Hifẓ Al-Māl dan Hifẓ Al-Nafs terhadap praktik kesalamatan pelayaran kapal Ro-Ro. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris, adalah hukum dilihat sebagai norma atau das sollen. Adapun jenis penelitian ini adalah peneltian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pemberian jaminan keselamatan tidak merata yaitu hak yang diterima oleh penumpang kapal, pada kondisi tertentu kapal melebihi kapasitas dan tidak ada alat pendeteksi barang berbahaya. Penambahan trip kapal yang berlebihan juga memberikan efek pada kapal dan awak kapal. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa ketentuan jaminan keselamatan pelayaran pada waktu tertentu sering diabaikan, karena beberapa temuan tentang penumpang ilegal dari kekerabatan penumpang dan awak kapal. Kemudian ditinjau dari Hifẓ Al-Māl dan Hifẓ Al-Nafs pemenuhan manajemen keselamatan pelayaran dalam hal jaminan jiwa dan barang penumpang tidak memenuhi kriteria, sebab kondisi pemenuhan keselamatan pelayaran berada pada tingkat dharuriyah yaitu kebutuhan yang wajib ada, pemenuhan keselamatan pelayaran menentukan keselamatan dunia dan akhirat.