Narkoba merupakan ancaman bagi generasi masa kini. Dimana 30% dari penduduk Indonesia yang berusia diantara 10-24 tahun telah terjerat bahaya dari penggunaan narkoba. Aceh menduduki peringkat ke 14 dengan angka prevalensi pengguna narkotika 1,91% dan jumlah penyalahguna sebanyak 68.784 jiwa dari 3.591.800 dari jumlah populasi penduduk di Aceh yang berusia mulai dari 10 hingga 59 tahun. Tingginya angka prevalensi ini mengharuskan para pecandu untuk menjalani rehabilatasi yang terdapat dibeberapa tempat salah satunya ialah di Yayasan Rumoh Geutanyoe Aceh, yang bertempat di Jln. Tuan Keramat, No. 1 Dusun Seroja, Lamteumen Timur, Kec. Jayabaru, Kota Banda Aceh. Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode dekskriptif-analitis, adapun teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun pelaksanaan terapi bagi residen Napza di Yayasan Rumoh Geutanyoe Aceh yaitu menggunakan metode terapi program 12 langkah. Terapi ini umum digunakan di seluruh tempat rehabilitasi pecandu Napza di Indonesia. Dalam program 12 langkah konselor adiksi menambahkan beberapa program seperti konseling individual, konseling keluarga, step study, group support dan psiko edukasi. Dari penelitian yang telah dilakukan didapati bahwa terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) belum urgent untuk diterapkan di Yayasan Rumoh Geutanyo Aceh. Namun, didapati bahwa ada kesamaan dalam beberapa program 12 langkah dengan terapi SEFT, yaitu pada metode the set-up dan the tune-in.