Pengenalan intoleransi dalam kehidupan bernegara menjadi diskusi serius yang membahayakan keamanan dan keberagaman masyarakat. Pencegahan tindakan intoleran merupakan langkah penting dalam menjaga ketertiban sosial dan menciptakan lingkungan yang inklusif. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai latar belakang permasalahan intoleransi menjadi kunci dalam upaya pencegahan yang efektif. Dalam konteks pencegahan tindakan intoleran mencakup analisis mendalam terhadap kondisi sosial, politik, agama dan budaya yang menjadi pendorong munculnya intoleransi. Dengan memahami akar permasalahan, upaya pencegahan dapat lebih terarah dan efektif, sehingga meminimalkan potensi konflik dan ketegangan antar kelompok masyarakat dalam kehidupan bernegara. Konsep intoleran merujuk pada sikap atau perilaku yang tidak mengakui atau menerima perbedaan, baik dalam hal agama, suku, ras, maupun pandangan politik. Intoleran juga dapat terlihat dalam bentuk penolakan terhadap kebebasan beragama, ekspresi, serta penggunaan kekerasan atau diskriminasi terhadap kelompok minoritas. Dengan demikian, konsep intoleran mencakup segala bentuk sikap tidak toleran terhadap keberagaman yang ada dalam masyarakat. Definisi intoleran mencakup penolakan terhadap keberagaman dan perbedaan, serta sikap tidak menerima pandangan atau keyakinan yang berbeda dengan yang dimiliki sendiri. Karakteristik intoleran meliputi sikap tertutup, tidak mau berdialog, memiliki prasangka negatif terhadap kelompok tertentu, dan cenderung menggunakan kekerasan sebagai cara untuk menekan atau menghilangkan keberagaman tersebut. Dengan memahami definisi dan karakteristik intoleran, masyarakat dapat lebih siap untuk mencegah dan mengatasi perilaku intoleran dalam kehidupan bernegara