Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Aceh merupakan kebijakan daerah yang mewajibkan seluruh lembaga keuangan di wilayah tersebut, termasuk koperasi, untuk beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Implementasi Qanun LKS ini memunculkan berbagai permasalahan, khususnya terkait proses konversi koperasi konvensional menjadi koperasi syariah. Tantangan utama yang dihadapi meliputi kurangnya pemahaman pengurus dan anggota koperasi mengenai prinsip syariah, keterbatasan sumber daya dan infrastruktur yang mendukung operasional syariah, serta resistensi dari anggota koperasi yang sudah terbiasa dengan sistem konvensional. Meskipun demikian, argumentasi yang mendukung konversi ini menekankan pentingnya konsistensi dengan regulasi lokal, potensi peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi yang berbasis syariah, dan peluang untuk mendapatkan dukungan dari lembaga keuangan syariah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sumber daya manusia, infrastruktur, dan kelembagaan terhadap minat konversi koperasi konvensional ke entitas syariah dengan pengetahuan sebagai variabel moderasi pada koperasi di Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, sumber data berasal dari kuesioner dengan sampel yang digunakan sebanyak 60 koperasi. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan bantuan aplikasi SPSS 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber daya manusia Infrastruktur dan Kelembagaan berpengaruh positif signifikan terhadap minat konversi koperasi ke entitas syariah di Kota Banda Aceh. Hal tersebut sumber daya manusia yang kompeten, Infrastruktur pendukung yang memadai, serta Kelembagaan yang solid dengan regulasi, tata kelola, dan proses yang baik, secara bersamaan memberikan dampak positif yang signifikan atau nyata dalam mewujudkan keberhasilan upaya yang dilakukan. Sedangkan pengetahuan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap minat konversi koperasi ke entitas syariah. Hal ini artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan, justru semakin menghambat upaya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kesalahan dalam mengaplikasikan pengetahuan, pengetahuan yang tidak sesuai dengan konteks, atau adanya faktor lain yang lebih dominan sehingga meniadakan manfaat dari pengetahuan tersebut.