Berdasarkan observasi awal terdapat 40 unit rumah tradisional Aceh pada desa Lubok Sukon namun hanya 1 unit rumah tradisional Aceh yang masih mempertahankan area dapur. Penggunaan dapur pada rumah tradisional Aceh sudah mengalami peralihan penggunaan dari dapur rumah tradisional ke rumah baru. Berdasarkan informasi awal dari masyarakat adanya ketidaknyaman saat beraktivitas pada dapur rumah tradisional. Hal ini sejalan dengan pernyataan Nasruddin ddk, (1993), peralihan penggunaan dapur tidak hanya karena perkembangan zaman dan teknologi, terdapat unsur lain yang mempengaruhinya seperti ketidaknyaman dan ketidaksesuaian dalam beraktivitas pada dapur. Kegiatan memasak di dapur dilakukan secara rutin setiap harinya dan dikategorikan sebagai pekerjaan setengah berat. Akibat menggunakan peralatan yang kurang cocok dengan persyaratan ergonomi akan mengakibatkan timbulnya sikap paksa, pola kerja tidak alamiah yang dapat mengganggu kesehatan pengguna dapur. Penelitian ini pertujuan untuk mengetahui apakah desain dapur rumah tradisional dan dapur baru telah sesuai dengan ergonomi kerja yang baik, serta apakah desain dapur baru sudah mampu digunakan secara efisien dan efektif dalam menggantikan penggunaan dapur rumah tradisional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, melalui observasi, wawancara, dokumentasi, pengukuran antropometri, pengukuran dimensi dapur, dan pengambaran eksisting dapur. Kemudian data ini dianalisis untuk menarik kesimpulan. Hasil analisis menunjukkan adanya sikap paksa dan pola kerja tidak alamiah pada kedua dapur yang tidak ergonomi, namun dapur baru lebih unggul dari 6 posisi kerja hanya 2 posisi kerja terdapat sikap paksa hal ini berbanding terbalik dengan dapur rumah tradisional. Melalui penelitian ini diharapkan dimasa yang akan datang desain dapur yang ergonomi sudah dimulai dari awal perancangan.