Sujud tilawah merupakan sujud yang dilakukan apabila seseorang membaca dan mendengar ayat sajdah baik di dalam shalat ataupun di luar shalat. Para ulama bersepakat tentang pensyariatan sujud tilawah di dalam Islam namun ulama berbeda pendapat terkait hukum sujud tilawah dan tempat-tempat sujud tilawah dalam al-Quran. Perbedaan pendapat ini muncul karena berbedanya para ulama dalam menggunakan hadis untuk dijadikan hujjah dalam menetapkan hukum sujud tilawah dan tempat-tempat sujud tilawah dalam al-Quran tersebut. Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah bagaimana pembagian hadis-hadis tentang sujud tilawah yang terdapat dalam kitab hadis (Kutubussittah) dan bagaimana penggunaan hadis-hadis sujud tilawah dalam kitab fiqih sebagai hujjah dalam mengistinbath hukum. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan dan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif komparatif yaitu penulis membandingkan hadis-hadis yang digunakan oleh ulama mazhab sebagai hujjah dalam mengistinbath hukum fiqih terkait sujud tilawah. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat dua puluh satu hadis terkait sujud tilawah di dalam kitab hadis (Kutubussittah) yang boleh dibagi kepada empat bagian. Pertama, hadis terkait bilangan tempat ayat sajdah yang terdapat dalam al-Quran; kedua, hadis yang menunjukkan Rasulullah SAW serta para sahabat melakukan sujud tilawah setelah membaca atau mendengar bacaan ayat sajdah; ketiga, hadis yang menunjukkan Rasulullah SAW serta para sahabat meninggalkan perbuatan sujud tilawah setelah membaca atau mendengar bacaan ayat sajdah; keempat, hadis terkait bacaan atau doa yang dibaca sewaktu melakukan sujud tilawah. Seterusnya, dari dua puluh satu hadis tentang sujud tilawah yang ditemukan di dalam kitab hadis (Kutubussittah), ulama mazhab tidak menggunakan semua hadis sebagai hujjah untuk mengistinbath hukum sujud tilawah dan tempat-tempat sujud tilawah dalam al-Quran. Mazhab Hanafi menggunakan lima hadis, mazhab Maliki menggunakan dua hadis, mazhab Syafi’i menggunakan lima hadis, mazhab Hanbali menggunakan sembilan hadis, manakala mazhab Dzahiriy menggunakan tiga hadis.