Lahan milik PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) merupakan salah satu lahan milik negara yang dipergunakan demi kepentingan umum. Namun realitanya masyarakat Kecamatan Sukamakmur memanfaatkan lahan milik PT. Kereta Api Indonesia untuk kepentingan pribadi tanpa izin dari pihak PT. KAI . Sehingga tidak ada aspek legalitas terhadap bentuk-bentuk pemanfaatan oleh masyarakat dan dikahawatirkan dapat merugikan berbagai pihak serta menimbulkan terganggunya ketertiban umum. Oleh karena itu penulis ingin meneliti bentuk-bentuk pemanfaatan yang dilakukan masyarakat Kecamatan Sukamakmur, aspek legalitasnya dan perspektif Milk Al-Daulah terkait pemanfaatan lahan milik PT. Kereta Api Indonesia oleh masyarakat Kecamatan Sukamakmur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis sosiologis. Perolehan data dilakukan dengan metode penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian, diperoleh bahwa; Pertama, pemanfaatan lahan dilakukan oleh masyarakat berupa berbagai bentuk seperti pembangunan (kios, rumah, doorsmeer, pos kamling, dan pondok), peternakan (ayam, bebek, dan sapi), dan perkebunan (singkong, pinang, coklat, cabai, dan lainnya). Kedua, pemanfaatan dilakukan untuk kepentingan pribadi tanpa izin dari pemerintah terutama dari pihak PT. KAI maka masyarakat telah melanggar KUHP Pasal 167 Jo Pasal 389 dan UU No. 23 tahun 2007 Pasal 192 tentang larangan memasuki, menduduki, memakai tanpa izin dan penyerobotan tanah. Sehingga pemanfaatan lahan dianggap tidak sah secara hukum (illegal). Ketiga, menurut konsep Milk Al-Daulah, seharusnya tanah milik negara diperuntukkan bagi kepentingan umum bukan kepentingan pribadi dan tidak boleh memanfaatkannya tanpa ketetapan hukum yang sah atau izin dari pemerintah terkait. Sehingga pemanfaatan lahan milik PT.KAI oleh masyarakat Kecamatan Sukamakmur tidak sesuai dengan perspektif Milk Al-Daulah.