Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh perlu memperhatikan pendidikan kebencanaan guna memberikan pemahaman dan perlindungan mahasiswanya. Permasalahan yang muncul karena tidak ada jalur evakuasi di setiap gedung, minimnya program studi yang memasukkan mata kuliah kebencanaan ke dalam kurikulum, tidak ada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tanggap bencana dan tidak terdapat regulasi atau panduan kebencanaan sebagai pedoman dalam situasi darurat bencana. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesiapsiagaan mahasiswa dan urgensi mata kuliah kebencanaan dalam mendukung pengetahuan mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan metode kualitatif. Hasil penelitian berdasarkan tanggapan responden bencana yang mungkin terjadi di UIN Ar-Raniry Banda Aceh adalah Gempa Bumi (23,54%), bencana yang dikhawatirkan terjadi di UIN Ar-Raniry Banda Aceh adalah Tsunami (21,28%). Mahasiswa yang memiliki kesiapsiagaan tinggi jika terjadi Kebakaran (8,43%), terjadi Tsunami (14,46%), terjadi bencana Gempa Bumi (6,02%), terjadi bencana Banjir (6,02%), dan terjadi Angin Puting Beliung (12,05%). Banyak mahasiswa memiliki peralatan P3K sebagai peralatan atau persediaan darurat bencana. Pengalaman bencana yang paling sering dialami mahasiswa adalah Gempa Bumi (53,03%), dengan (57,83%) responden pernah mengalami satu kali bencana dalam hidupnya. Sekitar (40,96%) responden yakin jika UIN Ar-Raniry mempunyai kesiapsiagaan dalam situasi darurat bencana. Mata kuliah kebencanaan memiliki sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang manajemen bencana. Adanya kelemahan dan ancaman dari sisi kurangnya praktik, masih banyak program studi di lingkungan UIN Ar-Raniry Banda Aceh belum memiliki mata kuliah kebencanaan dan tidak adanya regulasi kebencanaan yang menjadi guideline ketika kondisi darurat bencana di UIN Ar-Raniry Banda Aceh.