Rohingya yang semula di terima ketika mendarat di Aceh kini mendapat penolakan di berbagai tempat, penolakan masyarakat Aceh terhadap Rohingya semakin menjadi, hingga berakhir dengan aksi anarkis demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa Aceh yang menyerbu tempat penampungan sementara imigran Rohingya di Gedung Balai Meuseuraya Aceh (BMA). Pada tahun 2023 tepatnya dalam rentang bulan November-Desember hingga awal Januari 2024 informasi hoaks, ujaran kebencian, hingga fitnah yang ditujukan kepada pengungsi Rohingya mewarnai platform medsos, ada apa sebenarnya antara masyarakat Aceh, Rohingya dan hoaxs? Pengusiran Rohingya di Aceh menjadi sorotan dari sejumlah media, baik media lokal hingga media internasional. Pemberitaan yang dilakukan oleh media mengenai isu penolakan etnis Rohingya oleh Aceh menjadi daya tarik peneliti untuk menganalisis pemberitaan tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi dokumen/teks. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dan penelitian ini mengambil 3 berita penolakan Rohingya yang dimuat oleh CNN dan 3 berita penolakan Rohingya yang dimuat AJNN dalam periode bulan November dan Desember 2023.
Berdasarkan pengolahan data, peneliti menyimpulkan baik CNN dan AJNN menggambarkan peristiwa fakta sebenarnya yang terjadi di lapangan, hanya saja cara pengemasan penulisan isu pada kedua media ini sangat berbeda. CNN terkesan memiliki tendensi terhadap pengungsi Rohingya, seperti dalam pemberitaan penolakan Rohingya di Bireuen dan Sabang, sementara AJNN dalam menggambarkan isu Rohingya sangat umum dan tidak memiliki kecondongan memihak.