Aceh merupakan Seramoe Mekkah yang di dalamnya terdapat banyak aliran salah satu ajaranya yaitu tasawuf yang paling dikenal adalah zikir dan tarekat. Salah satunya tarian sufi Jalaluddin Rumi. Tarian sufi Jalaluddin Rumi banyak mengandung nilai-nilai filosofis di dalamnya, akan tetapi tarian sufi Jalaluddin Rumi di Aceh tidak begitu berkembang dikarenakan terdapat beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang tarian sufi, nilai-nilai filosofis tarian sufi Jalaluddin Rumi dan untuk mengetahui faktor yang membuat tarian sufi di Aceh tidak begitu berkembang.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dalam bentuk penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan filosofis. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara lapangan, metode analisis data dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tarian sufi merupakan tarian cinta kepada sang pencipta. Tarian ini berasal dari tarekat Maulawiyah. Nilai filosofis yang terdapat pada tarian sufi ialah mengingatkan pada kematian bahwa dunia ini fana dan meninggalkan ego yang terdapat pada diri ini. Faktor yang menyebabkan tarian sufi di Aceh tidak begitu berkembang dikarenakan bahwa tarian ini bukan berasal dari Aceh dan terjadi pro kontra pada masyarakat jika tarian sufi di mainkan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat Aceh tentang tarian sufi Jalaluddin Rumi