Penyandang disabilitas atau difabel kerap kali mengalami diskriminasi oleh berbagai macam pihak seperti halnya dalam dunia pendidikan, pekerjaan, begitupun pada tempat-tempat fasilitas umum yang bahkan belum di rancang sepenuhnya layak buat difabel. Hingga saat ini penyandang disabilitas atau difabel belum sepenuhnya mendapatkan hak-hak nya dibandingkan dengan manusia normal pada umumnya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis isi atau content analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah Film Miracle in cell no 7 (versi Indonesia). Penelitian ini mengambil 10 scene dalam film Miracle In Cell No 7 yang menggambarkan bentuk-bentuk komunikasi diskriminatif yang dilakukan oleh aktor dan aktris dalam film Miracle In Cell No 7. Berdasarkan pengolahan data, peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi diskriminatif yang dibangun oleh sutradara dan penulis naskah dalam film ini terbagi dalam dua bentuk, yaitu diskriminasi secara psikis dan fisik dalam bentuk verbal.