Penelitian ini mengkaji tanggung jawab nafkah anak pasca perceraian dalam perspektif Kompilasi Hukum Islam (KHI). Menurut Kompilasi Hukum Islam, pasca perceraian bahwa semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggung jawab ayah menurut kemampuannya sekurang-kurangnya sampai anak dewasa dan dapat mengurus diri sendiri. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Madat Kabupaten Aceh Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi aturan nafkah anak setelah perceraian, serta bagaimana peran pihak-pihak terkait dalam menjalankan kewajiban. Adapun metode penelitian menggunakan pendekatan non doktrinal atau penelitian hukum empiris, jenis penelitian lapangan (field research) dan studi kasus (case study), di mana data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data ialah deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam praktiknya di masyarakat Kecamatan Madat, tanggung jawab nafkah anak sering kali tidak terpenuhi secara optimal, disebabkan oleh berbagai faktor dalam pelaksanaan diantaranya seperti kondisi ekonomi menjadi faktor utama, kurang rasa tanggung jawab, pernikahan baru serta kurang komunikasi antara mantan pasangan sehingga tanggung jawab nafkah anak terabaikan. Dalam perspektif Kompilasi Hukum Islam bahwa putusnya ikatan perkawinan nafkah anak tetap menjadi kewajiban ayah untuk melaksanakan tanggung jawabnya seperti menanggung biaya hidup bagi anak, memberikan tempat tinggal yang layak, memberikan pendidikan bagi anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya, realitanya banyak ayah yang tidak memenuhi hak-hak anak sesuai dengan ketentuan.