Ketidakmampuan karyawan coffee shop dan non coffee shop untuk memenuhi harapan dan tuntutan di tempat kerja akan mengakibatkan kelelahan kerja yang berlebih. Karyawan yang mengalami kejenuhan kerja yang tinggi pada pekerjaan akan cenderung merasa lelah dan sinis pada apa yang dikerjakan, sehingga akan menimbulkan rasa acuh tak acuh hal tersebut merupakan kondisi yang dinamakan Burnout. Banyak karyawan yang tidak betah atau bertahan lama bekerja sebagai karyawan coffee shop dan penyebab umum hal ini terjadi karena burnout kerja. Karyawan sering kali merasa putus asa dalam bekerja karena sering kali mereka merasa gagal dalam pekerjaannya akibat kurangnya pemahaman terhadap pekerjaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan burnout pada karyawan coffee shop dan non coffee shop di kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling sebanyak 120 karyawan, yaitu 43 orang karyawan coffee shop dan 77 orang karyawan non coffee shop. Penelitian ini dilakukan pada 5 coffee shop di Banda Aceh yaitu di toko kopi Sentosa, Sepetak coffee shop, Circle, Jumpa Tengah dan Blue Beans. Kemudian 5 kedai non coffee shop di Banda Aceh yaitu, toko kopi SMEA Premium, Atta Kupi, Zakir Kupi, Solong Kupi, MZ Kupi. Berdasarkan analisis uji nilai Independent Samples t-test yaitu 81.511 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0.157 (p<0,05) yang Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara burnout pada karyawan coffee shop dan non coffee shop di Banda Aceh.