Pada masa lanjut usia, individu mengalami perubahan besar, seperti anak-anak yang meninggalkan rumah sehingga dapat memicu empty nest syndrome. Fenomena ini terjadi di Kabupaten Pidie, Aceh, di mana orang tua sering menghadapi empty nest syndrome ketika anak-anak mereka merantau. Empty nest syndrome pada lansia dapat meningkatkan risiko gangguan mental, kualitas hubungan sosial yang buruk, penurunan kualitas hidup, frustrasi, dan kesepian. Penelitian menunjukkan bahwa pengalaman empty nest syndrome berbeda antara laki-laki dan perempuan, dimana perempuan lebih merasakan dampaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada empty nest syndrome ditinjau berdasarkan jenis kelamin pada lansia di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 47.648 lansia di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh dengan sampel sejumlah 340 lansia di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh menggunakan random sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala empty nest syndrome. Analisis data dilakukan dengan teknik Independent Sample t-Test. Hasil penelitian menunjukkan nilai t=3,240 dengan nilai (p) = 0,005 (<0,05) sehingga hipotesis yang di ajukan pada penelitian ini diterima. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara empty nest syndrome pada lansia laki-laki dan perempuan dengan nilai rata-rata yang diperoleh kelompok sampel lansia laki-laki sebesar 86,3 sedangkan pada kelompok lansia perempuan sebesar 81