Pemanfaatan tandan kelapa sawit di Indonesia masih terbatas, terutama dengan cara membakarnya menjadi abu yang dikenal sebagai palm oil fuel ash (POFA). Sayangnya, abu POFA seringkali tidak diolah lebih lanjut dan dapat mencemari lingkungan, terutama tanah dan air tanah. Di sisi lain, kebutuhan akan daging meningkat, khususnya di kota-kota besar seperti Banda Aceh. Untuk memastikan kualitas daging yang aman, higienis, utuh, dan halal, penyembelihan hewan dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), yang menghasilkan air limbah sebagai sumber potensial pencemaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan adsorben POFA dalam mengurangi konsentrasi Total Suspended Solids (TSS) dan Chemical Oxygen Demand (COD) dalam air limbah RPH. Variabel penelitian melibatkan variasi waktu pengadukan (15 dan 30 menit), serta variasi massa adsorben POFA (0,2 g, 0,4 g, 0,6 g, 0,8 g, dan 1 g). Kecepatan pengadukan tetap pada 100 rpm, dengan sampel air limbah RPH sebanyak 500 ml dan waktu pengendapan selama 1 jam. Berdasarkan hasil penelitian, pada konsentrasi TSS didapatkan nilai optimum pada penambahan adsorben sebanyak 0,4 g dengan waktu pengadukan 30 menit dengan nilai sebelumnya 131 mg/L menjadi 18 mg/L dan pada konsentrasi COD didapatkan nilai yang optimum pada penambahan adsorben sebanyak 0,8 g pada waktu pengadukan selama 15 menit dengan sebelumnya 434 mg/L menjadi 143 mg/L.