Pembangunan jalan tol dilakukan dengan menggunakan lahan milik masyarakat dari hasil pengadaan tanah yang dilakukan dengan memberikan ganti rugi kepada masyarakat setempat, sama halnya pembangunan jalan tol di Kecamatan Blang Bintang-Kuta Baro juga merupakan sebuah proyek infrastruktur vital yang diharapkan akan membawa dampak signifikan pada pada ekonomi dan konektivitas regional. Proyek ini direncanakan untuk menjadi tulang punggung transportasi dan perdagangan di wilayah tersebut. Namun, dalam implementasinya, telah dihadapkan pada sejumlah kendala yang mempengaruhi kemajuan fisiknya dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pembebasan lahan masyarakat terhadap pembangunan jalan tol dan kendala yang dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat terhadap pembebasan lahan Pembangunan jalan tol di Kecamatan Blang Bintang - Kuta Baro Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data dilapangan dengan cara wawancara dan dokumentasi. Mekanisme pembebasan lahan jalan tol meliputi Planning, Organizing, Actuating, Controling. Adapun kendala yang terjadi selama proses pembebasan lahan di Kuta Baro dan Blang Bintang : Masyarakat belum menerima tawaran harga dari pembangunan proyek, yang dinilai terlalu tendah dan harga yang berbeda-beda di setiap daerah yang terkena dampak pembangunan tol Sigli-Banda Aceh