Di Kabupaten Aceh Tengah bencana alam longsor rawan sekali terjadi, hal ini dari hasil analisa peta risiko tanah longsor, yaitu seluas 2.102,1 Km2 atau 46,84% dari total luas wilayah Kabupaten Aceh Tengah., hal ini tentu menyebabkan kerugian besar bagi Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran multi stakeholder dalam pengurangan bencan alam longsor di Kabupaten Aceh Tengah dan tantangan yang dihadapi multi stakeholder. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran multi stakeholder dalam pengurangan bencan alam longsor di Kabupaten Aceh Tengah: Pertama, BPBD Kabupaten Aceh Tengah selaku badan yang bertanggung jawab penuh dalam penangguangan bencana alam longsor mempunyai kewenangan dalam melakukan tindakan cepat tanggap terhadap pengurangan risiko bencana alam longsor, dan juga pembentukan DESTANA pada daerah rawan longsor. Kedua, KPH Wilayah II Aceh mempunyai kewenangan dalam melakukan pengawan dan perlindungan terhadap pengelolaan hutan. Ketiga, TAGANA Kabupaten Aceh Tengah mempunyai kewenangan dengan melakukan sosialisasi kepada sekolah-sekolah, membantu BPBD Kabupaten Aceh Tengah dalam menyalurkan informasi sedini mungkin kepada masyarakat. Selanjutnya, tantangan dalam pengurangan risiko bencana alam longsor di Kabupaten Aceh Tengah antara lain: 1) Perilaku masyarakat yang terkadang kurang peduli terhadap pengurangan risiko bencana alam longsor yang terjadi di Kabupaten Aceh Tengah; 2) Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah memiliki pendanaan yang kurang terhadap mitigasi bencana alam longsor, yang menyebabkan banyak kegiatan yang belum merata