Fasakh Suami Yang Berpenyakit Dalam Enakmen Uu Keluarga Islam Negeri Pulau Pinang Malaysia (Tinjauan Hukum Islam)

Nur Farah Al Hanani Binti Adnan, 150101005 (2024) Fasakh Suami Yang Berpenyakit Dalam Enakmen Uu Keluarga Islam Negeri Pulau Pinang Malaysia (Tinjauan Hukum Islam). Other thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Fasakh Suami Yang Berpenyakit Dalam Enakmen Uu Keluarga Islam Negeri Pulau Pinang Malaysia (Tinjauan Hukum Islam)] Text (Fasakh Suami Yang Berpenyakit Dalam Enakmen Uu Keluarga Islam Negeri Pulau Pinang Malaysia (Tinjauan Hukum Islam))
Nur Farah Al Hanani Binti Adnan, 150101005, FSH, HK.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (5MB)

Abstract

Fasakh adalah putusnya pernikahan atau batalnya ikatan suami istri. Salah satu daripada diperbolehkan fasakh adalah apabila diantara suami atau istri mempunyai kecacatan atau penyakit gila yang tidak mampu disembuhkan, murtad, penganiaan atau suami tidak mampu memberikan nafkah atau belanja. Fasakh untuk suami yang berpenyakit gila ini memelukan rawatan yang teratur serta pengambilan obat seperti yang disarankan oleh dokter. Di dalam kalangan ulama mazhab berbeda pendapat dengan Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Negeri Pulau Pinang dalam menetapkan waktu tuntutan fasakh bagi suami yang berpenyakit. Tujuan penelitian ini, pertama untuk mengetahui prosuder fasakh terhadap suami yang berpenyakit menurut Enakmen Undang-Udang Keluarga Islam Negeri Pulau Pinang dan kedua untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap fasakh suami yang berpenyakit dalam Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam. Dalam pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Data primer diperoleh dari penelitian lapangan yaitu wawancara dan data sekunder yang diperoleh dari riset dan buku dari pustaka. Dari penelitian diatas dapat disimpulkan, pertama, prosuder fasakh terhadap suami yang berpenyakit menurut enakmen undang- undang adalah dimana dengan adanya prosuder ini para pihak lebih mudah melakukan fasakh tetapi berbeda dengan suami yang berpenyakit dimana harus menunggu selama dua tahun bagi menjalankan proses perosuder ini. Kedua, pandangan hukum Islam terhadap fasakh suami berpenyakit dalam enakmen undang-undang dimana sangat sesuai dan releven. Ulama mazhab yang lain menyatakan boleh memohon fasakh bagi suami istri yang berpenyakit akan tetapi di dalam mazhab Maliki saja menetapkan tempo menunggu bagi suami yang berpenyakit supaya melakukan rawatan terlebih dahulu. Mazhab maliki nampak lebih pratktikal dengan dunia perobatan masa kini dengan memberikan tempoh waktu melakukan rawatan dan perobatan Saranan yang sesuai dilakukan dari pemerhatian diatas adalah memperjelaskan lagi jenis-jenis penyakit atau kecacatan yang terbaru dan masih belum ada di dalam undang-undang.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Fasakh Suami Berpenyakit, Enakmen UU Keluarga Islam
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Hukum Keluarga
Depositing User: Nur Farah Al Hanani Binti Adnan
Date Deposited: 29 Aug 2024 03:14
Last Modified: 29 Aug 2024 03:14
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/38471

Actions (login required)

View Item
View Item