Zakat merupakan ibadah wajib yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an apabila telah mencapai nisab atau haul. Zakat hasil pertanian berbeda dengan zakat lainnya, yaitu tidak disyaratkan mencapai haul, melainkan disyaratkan setelah panen.Di lingkungan masyarakat, ada banyak permasalahan yang terjadi, daintaranya masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang cara membayar zakat. Salah satu cara yang digunakan oleh masayarakat di Kecamatan Kembang Tanjong adalah dengan menaksir jumlah padi yang akan dizakati.Taksiran ini disebabkan oleh pengongkosan kepada buruh angkut dengan menggunakan hasil panen tersebut, sehingga, menyebabkan hasil panen menjadi berkurang. Seharusnya, sistem pengongkosan diganti dengan harta si pemilik sawah, agar tidak terjadinya taksiran pada saat menentukan nisab zakat. Namun, karena kurangnya pengetahuan para petani, cara taksiran ini terus dilakukan oleh Masyarakat Kecamatan Kembang Tanjong. Penelitian ini mengkaji tentang:Bagaimanakah mekanisme metode taksiran yang dilakukan oleh para petani dalam pembayaran zakat padi di Kecamatan Kembang Tanjong.Dan Bagaimanakah Tinjauan Hukum Islam terhadap pembayaran zakat padi melalui metode taksiran yang dilakukan oleh petani di Kecamatan Kembang Tanjong.Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah hukum normatif empiris menganalisa kegiatan dan mengaitkan tindakan masyarakat tersebut dengan hukum yang sudah ada. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa cara penentuan nisab zakat melalui metode taksiran masih belum sesuai dengan syariat. Sehingga perlu adanya tindakan oleh para tokoh masyarakat untuk mengadakan pengajian di kalangan masyarakat khususnya membahas tentang tata cara perhitungan nisab zakat padi.