Para pedagang martabak di Banda Aceh umumnya tidak memahami pentingnya memiliki sertifikat halal pada produk makanan. Akibatnya banyak pedagang martabak tidak mengurus sertifikat halal untuk produk yang mereka perdagangkan kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi sosialisasi Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh dalam mendorong pedagang martabak telur dalam pengurusan sertifikat halal, dan mengetahui proses pengolahan martabak telur sebagai produk halal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh berkomitmen kuat mendukung industri makanan halal melalui sosialisasi sertifikasi halal ke pedagang martabak. Mereka menggunakan berbagai pendekatan dan bekerja sama dengan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh untuk memastikan standar kehalalan terpenuhi. Selanjutnya praktik produksi martabak di Banda Aceh belum memenuhi standar halal, terutama dalam proses pembuatannya, seperti telur ayam tidak disucikan dan masih menempel bekas kotoran ayam pada cangkangnya. Demikian juga untuk sayur-sayuran yang tidak melalui proses pencucian di air bersih yang mengalir. Untuk itu, diperlukan tindakan konkrit dari Dinas Syariat Islam seperti inspeksi, pelatihan kepada pedagang, dan sanksi untuk meningkatkan kepatuhan seperti tertuang dalam Qanun Nomor 8 Tahun 2016 tentang Sistem Jaminan Produk Halal. Kolaborasi semua pihak juga dibutuhkan untuk membangun kepercayaan konsumen. Selanjutnya disarankan adanya penguatan kerja sama antara pemerintah daerah dan lembaga terkait seperti MPU untuk memastikan pengawasan yang lebih ketat terhadap kehalalan produk-produk tersebut.
Kata Kunci: Strategi, Sosialisasi, Sertifikasi Halal, Pedagang Martabak