Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa proses komunikasi yang terjadi di kantor pusat J&T Express Aceh dengan memfokuskan pada pola komunikasi dan peran karyawannya dalam komunikasi antarbudaya. Metode riset menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif. Proses penelitian menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawanacara, dan kemudian didokumentasikan. Analisis data penelitian merujuk pada teori interaksi simbolik George Herbert Mead dan dukungan dari teori akomodasi komunikasi Howard Giles. Berdasarkan hasil analisis, dalam penelitian terdapat tiga jenis pola komunikasi yakni pola komunikasi primer, pola komunikasi sekunder, dan pola komunikasi sirkuler. Pada pembahasan penelitian, terungkap bahwa etnis Cina dan pribumi saling berperan dalam menciptakan komunikasi antarbudaya yang harmonis. Namun demikian, hasil tinjauan menyeluruh menunjukkan bahwa kontribusi pribumi etnis Aceh lebih signifikan dalam proses terjadinya interaksi antarbudaya yang harmonis. Kontribusi yang diwujudkan berupa perilaku yang dapat membangun hubungan baik dengan etnis lain seperti menyapa serta menjalin komunikasi yang intens. Selain itu, manajer perusahaan juga memiliki peran krusial dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan pendukung, seperti Gathering dan Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang diisi dengan permainan kelompok yang secara alami mendorong komunikasi dan kerjasama tim.