Tradisi Mepahukh adalah sebuah tradisi sekaligus sebagai wadah pendekatan untuk memudahkan bagi pemuda-pemudi dalam menemukan jodohnya. Tradisi Mepahukh dilaksanakan oleh masyarakat suku Alas di Kabupaten Aceh Tenggara ketika dilakukan hajatan atau pesta pernikahan. Penelitian ini ingin mengkaji lebih dalam dan melihat bagaimana relevansi antara Tradisi Mepahukh dengan ayat-ayat dalam Alquran. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research). Data penelitian dikumpulkan melalui observasi dan wawancara, kemudian dilanjutkan dengan analisis dan disajikan menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data dan hasil di lapangan terkait subjek, fenomena, dan keadaan sosial lapangan yang dilakukan dalam penelitian. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa Tradisi Mepahukh dalam pelaksanaannya berlawanan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran. di antaranya, bercampur baur antara laki-laki dan perempuan tanpa adanya pembatas yang termasuk ke dalam perbuatan ikhtilat, pemuda dan pemudi dalam perkenalan dengan lawan jenisnya saling bertatap muka padahal bukan mahram, dilaksanakan pada waktu tengah malam hingga menjelang subuh dengan isi pembicaraan yang sia- sia yang seharusnya bisa diisi dengan kegiatan yang lebih bermanfaat. Hal ini tentu termasuk ke dalam perbuatan zina dengan mata, juga tidak menutup kemungkinan berpotensi untuk menjerumuskan para pelakunya ke dalam zina yang lebih besar, karena jalan menujunya seakan difasilitasi dan sangat terbuka untuk dilakukan.