Indonesia merupakan salah satu penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Berdasarkan data kementerian pertanian 2018, kemudian Aceh merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia salah satu Kabupaten di Aceh dengan penghasil kopi adalah Bener Meriah. Mayoritas mata pencaharian masyarakat di Kabupaten Bener Meriah adalah bertani kopi. Namun belum ada upaya yang serius dari pemerintah Kabupaten Bener Meriah dalam memberdayakan para petani kopi sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengetahui apa saja peran Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Bener Meriah dalam pemberdayaan masyarakat petani kopi di Bener Meriah serta apa saja kendala dan tantangan bagi Dinas Pertanian Dan Pangan dalam pemberdayaan petani kopi di Kabupaten Bener Meriah. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitin menunjukkan bahwa dalam pemberdayaan petani kopi di Bener Meriah, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bener Meriah memiliki peran yang penting dalam Pemberdayaan Masyarakat Petani Kopi baik secara internal maupun eksternal. Adapun peran internal yang dimakud adalah Dinas Pertanian dan Pangan berperan sebagai fasilitator. Sedangkan Peran eksternal mencakup kerja sama dengan pihak luar seperti dengan LSM, Lembaga Pendidikan atau Organisasi Masyarakat. Kemudian dalam pelaksanaan pemberdayaan petani kopi ditemukan adanya hambatan-hambatan yang dihadapi seperti Sumber Daya Manusia (SDM), Rendahnya anggaran daerah, serta Kurangnya kesadaran petani. Namun walaupun begitu Dinas Pertanian terus berusaha untuk melakukan yang terbaik demi menciptakan kesejahteraan bagi petani kopi.