Pembelajaran kimia di MAN 3 Bener Meriah belum mengkorelasikan ilmu kimia dengan kehidupan nyata, peneliti tertarik untuk mengembangkan sebuah penuntun praktikum berbasis kearifan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah bahan ajar yang dapat meningkatkan ketertarikan belajar peserta didik. Melalui data yang diperoleh dari hasil wawancara, ditemukan bahwa MAN 3 Bener Meriah belum memiliki penuntun praktikum. Guru menyatakan biasanya kegiatan praktikum jarang dilakukan karena belum memiliki penuntun praktikum khususnya pada materi larutan penyangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas penuntun praktikum berbasis kearifan lokal dan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap penuntun praktikum yang dikembangkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan model ADDIE. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, validasi dan angket respon peserta didik. Penuntun praktikum yang dikembangkan divalidasi oleh 3 validator ahli. Ada 3 aspek yang dinilai dalam pengembangan penuntun praktikum yaitu aspek media, aspek materi dan aspek bahasa. Berdasarkan hasil penilaian yang diberikan oleh ketiga validator memperoleh persentase 81,86 % dengan kategori sangat valid. Hasil uji coba penuntun praktikum berbasis kearifan lokal pada materi larutan penyangga di MAN 3 Bener Meriah, yang diberikan kepada 20 peserta didik memperoleh persentase angket respon peserta didik sebesar 94 % dengan kriteria sangat setuju.