Kedudukan Niat Dalam Ibadah Shalat (Kajian Terhadap Penalaran Mazhab Hanafi Dan Mazhab Syafi’i)

Ali Misran Pulungan, 200103018 (2024) Kedudukan Niat Dalam Ibadah Shalat (Kajian Terhadap Penalaran Mazhab Hanafi Dan Mazhab Syafi’i). Other thesis, UIN Ar-Raniry Fakultas Syariah dan Hukum.

[thumbnail of Kedudukan Niat Dalam Ibadah Shalat (Kajian Terhadap Penalaran Mazhab Hanafi Dan Mazhab Syafi’i)] Text (Kedudukan Niat Dalam Ibadah Shalat (Kajian Terhadap Penalaran Mazhab Hanafi Dan Mazhab Syafi’i))
Ali Misran Pulungan, 200103018, FSH, PMH.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (4MB)

Abstract

Niat merupakan penentu terhadap sah atau tidaknya suatu perbuatan yang mempunyai kedudukan dalam ibadah shalat. Mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i berbeda pendapat dalam menentukan kedudukan niat dalam ibadah shalat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagai mana kedudukan niat dalam ibadah shalat menurut mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i dan bagaimana penalaran mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i ten tang kedudukan niat dalam ibadah shalat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan perbandingan (Deskriptif Komperatif). Teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Sedangkan analisis data menggunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut mazhab Hanafi niat adalah sesuatu yang harus ada sebelum shalat itu terlaksana, dan hukum niat menurut mazhab Hanafi yang telah disepakati bahwa niat merupakan salah satu syarat sah shalat, yang artinya jika tidak dilakukan maka shalat itu tidak sah dan istinbath yang digunakan dalam mazhab ini adalah Ijmā’. Sedangkan menurut mazhab Syafi’i niat adalah sesuatu yang harus ada di dalam shalat atau termasuk dari bagian shalat itu sendiri, dan hukum kedudukan niat dalam ibadah shalat yang telah disepakati menurut mazhab Syafi’i adalah menjadi rukun sah shalat. Artinya bagian dari perbuatan shalat itu yang tidak dapat dilepaskan dari perbuatan shalat tersebut. Dan istinbath yang digunakan dalam mazhab ini adalah al-Qur’an surat al-Bayyinah ayat 5 dan as-Sunnah tentang keutamaan niat. Dari paparan di atas disimpulkan bahwa rukun dan syarat mempunyai hubungan yang sangat erat yaitu keberadaan keduanya sangat menentukan sah atau tidaknya suatu perbuatan. Dengan demikian, syarat dan rukun sangatlah berpengaruh terhadap kedudukan niat dikarenakan dapat menentukan kualitas ibadah shalat.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 000 Computer Science, Information and System
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Perbandingan Mazhab
Depositing User: Ali Misran Pulungan
Date Deposited: 02 Oct 2024 02:48
Last Modified: 02 Oct 2024 02:48
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/39450

Actions (login required)

View Item
View Item