Program bimbingan pranikah yang diadakan di Kantor Urusan Agama di Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue, adalah sebuah langkah penting yang harus dilalui oleh semua calon pengantin sebelum mereka menikah. Bimbingan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada calon pengantin tentang kehidupan pernikahan yang meliputi peran suami istri, hak dan kewajiban mereka, serta tanggung jawab dalam membina rumah tangga demi mencapai keharmonisan keluarga yang berlandaskan ajaran agama Islam. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan yang meningkat akan persiapan yang mendalam bagi calon pengantin mengingat berbagai tantangan dalam rumah tangga. Tujuan utama dari studi ini adalah untuk mengkaji efektivitas program bimbingan pranikah dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaannya di kantor tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek dalam penelitian ini termasuk kepala KUA, penghulu, penyuluh agama Islam, staf administrasi, dan para calon pengantin. Adapun metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa bimbingan pranikah dibagi menjadi dua bentuk yaitu reguler dan mandiri. Bimbingan reguler bekerja sama dengan berbagai instansi dan melibatkan setidaknya lima pasang calon pengantin. Sementara itu, bimbingan mandiri hanya melibatkan penyuluh, penghulu, dan kepala KUA sebagai penyampai materi. Namun, terdapat kendala dalam bimbingan mandiri seperti kurangnya fasilitator, materi, dana, dan waktu yang membuat sesi ini kurang efektif.