Masyarakat Aceh yang dikenal mayoritasnya beragama Islam, memiliki adat dan istiadat serta karya dengan berbagai macam budayanya. Aceh memiliki banyak sekali tradi mulai dari tradisi hidup hingga tradisi kematian Salah satunya yaitu Tradi Jalateh yang ada pada masyarakat Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Tradisi Jalateh adalah bentuk upacara untuk menolak bala yang menimpa masyarakat di Bulan Safar atau lebih tepatnya Rabu Abeh dengan melantunkan doa dan pujian kepada Yang Maha Kuasa. Tujuan dari tradisi ini adalah untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi. Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah bagaimana proses pelaksanaan tradisi Jalateh di Kecamatan Sawang, mengapa Tradisi Jalateh dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Sawang, dan bagaimana pandangan masyarakat Kecamatan Sawang terhadap Tradisi Jalateh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan Kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan tradisi Jalateh dilaksanaka pada malam hari, lebih tepatnya setelah shalat Isya, dengan mengelilingi kampung sambil membaca doa Yalatif yang dipimpin oleh teungku imum. Dan keesokan harinya masyarakat berkumpul di pinggir sungai untuk memanjatkan doa bersama seluruh masyarakat baik laki-laki, perempuan, dan juga anak-anak. Tradisi Jalateh pada masyarakat Sawang tidak hanya sebagai upaya untuk mengusir atau menangkal bencana, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat solidaritas social.