Eksploitasi anak merupakan kegiatan melawan hukum yang tujuannya memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan materil dengan kata lain pemanfaatan tenaga anak dibawah umur untuk keuntungan diri sendiri demi kebutuhan ekonomi, maka dari itu perlunya perlindungan terhadap hak-hak anak dari segala pihak baik kalangan masyarakat maupun pemerintah. Dalam Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Perlindungan Anak sehingga setiap korban berhak mendapatkan perlindungan dan pendampingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran DP3AP2KB Kota Banda Aceh dalam penanganan eksploitasi anak dan apa saja hambatan yang dihadapi pemerintah dalam penyelesaian terkait permasalahan eksploitasi anak di Kota Banda Aceh. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah memberikan pelayanan terhadap kasus-kasus eksploitasi anak harus menjadi prioritas bagi setiap masyarakat yang peduli terhadap kesejahteraan anak-anak. Hal ini mencakup upaya-upaya seperti penyuluhan, pendidikan, dan pencegahan untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini di masyarakat. kurangnya sistem perlindungan hukum yang kuat bagi anak-anak korban eksploitasi menjadi hambatan signifikan. Faktor utama yang menyebabkan eksploitasi anak di Kota Banda Aceh yaitu karena faktor ekonomi keluarga. Faktor penghambat yang dihadapi kurang sumber daya, kurang koordinasi antar lembaga, kesadaran masyarakat yang rendah, budaya dan norma sosial, proses hukum yang lambat, keterbatasan data dan informasi, dan stigma sosial. Kesimpulan penelitian ini bahwa peran DP3AP2KB Kota Banda Aceh dalam penanganan eksploitasi anak yaitu memberikan perlindungan, memberikan informasi kepada berwajib, memberikan pelayanan terpadu dan rehabilitasi.